Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : Al-Ahqaf
Nomor Ayat : 15
Nomor Surat : 46
Tema :
Biologi Penciptaan Manusia Seksologi
Jumlah Pengunjung : 100

Detail Ayat

Ayat
﴿ وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ١٥ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”

Tafsir Sains

Selama kehamilan, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan, termasuk gangguan pada sistem pencernaan seperti muntah, mual, pencernaan yang buruk, keasaman berlebih, nafsu makan menurun, dan keinginan kuat terhadap makanan khusus atau zat tertentu yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, rahim yang membesar menekan lambung dan hati, terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan. Upaya ekstra jantung, vena, dan arteri untuk memompa darah ke janin juga menyebabkan peningkatan volume darah yang dipompa jantung, dari 6.500 liter per hari sebelum kehamilan menjadi 15.000 liter per hari setelah kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan pada otot jantung, gangguan tekanan darah, serta pembuluh darah yang melebar dan berliku-liku (varises) di tungkai dan kaki.

 

Pertumbuhan janin yang pesat pada bulan-bulan terakhir juga memberikan tekanan lebih besar pada diafragma dan paru-paru, sehingga mengganggu pernapasan. Selain itu, sekresi hormon yang berlebihan selama kehamilan meningkatkan jumlah cairan yang disimpan dalam tubuh, yang terlihat dari pembengkakan kaki. Hal ini juga dapat mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin, seperti kelenjar tiroid.

 

Sebagian ibu hamil mungkin mengalami pelunakan atau kerapuhan tulang akibat kekurangan kalsium, karena janin menyerap banyak kalsium dari darah ibu selama pembentukan tulangnya. Kondisi ini diperburuk dengan peningkatan berat badan ibu, yang rata-rata bertambah sekitar sepuluh kilogram. Kesulitan ini menjadi lebih berat dalam kasus kehamilan kembar atau kehamilan abnormal (ektopik), yang dapat menyebabkan risiko kematian bagi ibu dan janin.

 

Seorang ibu juga mengalami sakit selama proses persalinan dan setelahnya, termasuk rasa lelah dan kedinginan hebat yang dirasakan segera setelah melahirkan. Setelah itu, ibu biasanya mengalami kenaikan suhu tubuh, penurunan tekanan darah, dan gangguan aliran darah.

 

Denyut nadi ibu juga terpengaruh, disertai risiko prolaps rahim dan penyakit lainnya yang mungkin muncul, serta penderitaan yang mungkin ia alami hingga pulih dan kembali ke kondisi normal.

 

Selain itu, ia juga mengalami pendarahan selama masa nifas, yang bisa berlangsung antara beberapa saat hingga enam puluh hari, dengan rata-rata sekitar empat puluh hari. Hal ini terjadi karena plasenta yang keluar bersama bayi meninggalkan pembuluh darah yang terbuka di dinding rahim, layaknya luka berdarah. Seandainya bukan karena rahmat Allah yang Maha Pengasih, berupa hormon-hormon yang membantu rahim berkontraksi secara intens segera setelah melahirkan, seorang ibu bisa kehilangan darah dalam jumlah besar dan meninggal saat persalinan.

 

Kontraksi rahim ini mengembalikan beratnya dari sekitar satu kilogram sebelum melahirkan menjadi sekitar lima puluh gram pada akhir masa nifas. Ukuran rahim juga berkurang drastis, dari rata-rata tujuh ribu mililiter menjadi hanya sekitar dua mililiter, sementara ketebalan dinding rahim menyusut dari lima sentimeter menjadi kurang dari satu sentimeter. Proses perubahan ini terus berlangsung hingga rahim dan lapisannya kembali ke kondisi sebelum hamil, melalui serangkaian penderitaan nyata yang ditanggung ibu dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: “Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula).”

 

Salah satu rujukan kosmik dalam surat Al-Ahqaf adalah penentuan masa kehamilan dan penyapihan bayi, yang ditetapkan selama tiga puluh bulan. Penjelasan lebih rinci mengenai masa penyapihan bayi selama dua tahun juga terdapat dalam surat Luqman ayat keempat belas. Maka, masa kehamilan terpendek pada perempuan adalah enam bulan, sesuai dengan yang dimaksudkan oleh ayat tersebut. Fakta ini baru-baru ini dibuktikan oleh ilmu embriologi.


Ilmu embriologi pada abad kedua puluh mengonfirmasi bahwa durasi minimum kehamilan adalah enam bulan qomariyah (sekitar 177 hari sejak saat pembuahan). Jika seorang bayi lahir dalam periode ini, ia dapat bertahan hidup karena semua sistem dan organ tubuh janin telah terbentuk sepenuhnya pada akhir minggu kedelapan setelah pembuahan (setelah 56 hari). Tahap selanjutnya dari perkembangan janin dimulai pada hari ke-57 dan berlanjut hingga saat kelahiran, yang biasanya terjadi antara enam hingga sembilan bulan qomariyah (177 hingga 266 hari setelah pembuahan). Proses pembentukan ciri-ciri pribadi janin terjadi selama kehamilan.

 

Al-Qur'an yang mulia telah mengisyaratkan bahwa durasi minimum kehamilan adalah enam bulan, sebuah penjelasan tegas yang terdapat dalam lebih dari satu ayat. Ketepatan informasi ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukanlah hasil karya manusia, melainkan firman Allah, Sang Pencipta. Allah mengungkapkan pengetahuan ini kepada para nabi dan rasul-Nya serta menjamin kelestarian Al-Qur'an dengan janji-Nya sendiri. Maha Suci Allah.

Referensi
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, (Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), 311-315.

Referensi Lengkap