Profil Ayat
| Nama Surat : Al-Kahf |
| Nomor Ayat : 11 |
| Nomor Surat : 18 |
| Tema : |
| Manusia Matematika |
| Jumlah Pengunjung : 136 |
Detail Ayat
| Ayat |
| ﴿ فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ ١١ ﴾ |
| Terjemahan Kemenag 2019 |
Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu444) selama bertahun-tahun.
444) Allah Swt. menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (lihat ayat 25 surah ini) sehingga mereka tidak dapat dibangunkan oleh suara apa pun. |
| Tafsir Sains |
|
Jika penghuni gua tidur secara normal, mereka akan memerlukan air, makanan, dan aktivitas vital lainnya. Namun, Allah Yang Maha Esa menghentikan semua fungsi vital tubuh mereka atas perintah-Nya dan menjaga tubuh mereka dari pembusukan selama tiga ratus tahun matahari, yang setara dengan tiga ratus sembilan tahun lunar.
Dalam ayat ini, perhatian kita tertuju pada hubungan antara "menutup telinga" dan tidur lelap. Meski ini terjadi melalui mukjizat Ilahi yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, teks ayat tersebut menunjukkan adanya hubungan, yang menurut sebagian ulama tafsir, menggambarkan keadaan pingsan yang berkepanjangan. Namun, pingsan biasa, jika berkepanjangan tanpa perawatan intensif, pasti akan menyebabkan kematian.
Ada pula yang berpendapat bahwa Allah (Yang Maha Kuasa) menutup fungsi pendengaran mereka agar mereka dapat tidur. Dengan kata lain, Allah menghentikan fungsi pendengaran, serta seluruh fungsi tubuh lainnya. Maka, telinga mereka tidak mendengar meskipun hadir, mata mereka tidak melihat meskipun terbuka, dan otot-otot mereka tidak bergerak meskipun utuh. Oleh karena itu, Allah berfirman: "Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama bertahun-tahun." (Al-Kahfi/18:11). Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah di dalam gua tersebut sehingga mereka tidak terbangun oleh suara apapun.
"Kemudian Kami bangunkan mereka supaya Kami mengetahui manakah di antara dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal dalam gua itu." (Al-Kahfi/18:12).
Allah juga berfirman: "Engkau mengira mereka terjaga, padahal mereka tidur. Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri." (Al-Kahfi/18:18).
Manusia menghabiskan sepertiga hidupnya untuk tidur, yang memainkan peran penting dalam mengembangkan daya ingat. Tidur adalah keadaan dimana tubuh, khususnya otak, mengalami serangkaian perubahan mendasar yang membuatnya berbeda dari keadaan terjaga. Jaringan saraf otak berfungsi berbeda saat tidur dan saat terjaga, termasuk kecepatan aliran darah, kelimpahan oksigen, dan kecepatan distribusinya. Proses metabolisme di otak serta semua fungsi otonom, termasuk pengatur suhu tubuh dan fungsi sistem endokrin, juga melambat.
Sistem saraf pusat (SSP) mengontrol siklus terjaga dan tidur. Saat tidur, sensitivitas terhadap lingkungan di sekitar berkurang karena fungsi sistem sensorik menurun. Meskipun otak tetap mampu menganalisis informasi sensorik, kemampuannya berkurang selama tidur. Semua sistem sensorik pada manusia dipengaruhi oleh keadaan tidur atau terjaga, dan otak yang sedang tidur memberlakukan pembatasan pada proses menganalisis informasi yang diterima.
Ada banyak pengamatan yang mendukung hubungan erat antara fungsi tidur dan pendengaran. Pendengaran adalah satu-satunya indra jarak jauh yang tetap terbuka selama tidur, yang memantau lingkungan sekitar, seperti tangisan anak kecil yang cepat membangunkan orang tuanya. Hubungan antara kebisingan dan kurang tidur, serta antara ketenangan dan tidur nyenyak, juga memperkuat peran pendengaran dalam tidur. Oleh karena itu, Al-Qur'an yang mulia merujuk pada hal ini ketika Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman: "Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama bertahun-tahun." (Al-Kahfi/18:11).
Ini dianggap sebagai terobosan ilmiah di masa ketika tidak ada seorang pun yang mampu menyadari hal ini.
Hubungan ini dikonfirmasi oleh eksperimen ilmiah yang dilakukan oleh seorang mahasiswa sarjana bernama Serena J. Gondek di Universitas Johns Hopkins. Dia mempelajari Teknik Biomedis dan mempresentasikan penelitiannya pada konferensi ilmiah pada 28 April 1998. Dalam penelitiannya, dia menemukan bahwa pusat pendengaran utama di otak tetap menerima suara dalam keadaan tidur, meskipun pada tingkat yang lebih rendah.
Hubungan antara telinga dan tidur tidak diketahui pada saat wahyu, atau bahkan selama berabad-abad setelahnya, dan baru dipelajari dalam penelitian laboratorium. Al-Qur'an menyebutkan hubungan ini sejak dahulu, yang membuktikan bahwa kitab ini adalah firman Allah SWT, bukan ciptaan manusia. |
| Referensi |
|
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm,
(Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), 53-55.
Referensi Lengkap |
Daftar Pustaka :
IEEE :
[1] Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007, hlm. 53-55. Diakses pada 26 Oktober 2025 melalui website tafsil.id.
Chicago :
Zaghlūl al-Najjār. Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm. Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007, 53-55. Diakses pada 26 Oktober 2025 melalui website tafsil.id.
APA :
Zaghlūl al-Najjār. (2007). Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm (hlm. 53-55). Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah. Diakses pada 26 Oktober 2025 melalui website tafsil.id.