Kembali

Profil Ayat

Nama Surat : An-Nahl
Nomor Ayat : 68-69
Nomor Surat : 16
Tema :
Madu Lebah Ilmu Kedokteran Kimia Zoologi
Jumlah Pengunjung : 119

Detail Ayat

Ayat
﴿ وَاَوْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ ٦٨ ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْۢ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ٦٩ ﴾
Terjemahan Kemenag 2019

68.  Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di pegunungan, pepohonan, dan bangunan yang dibuat oleh manusia.

69.  Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Tafsir Sains

Ayat ini berbicara tentang lebah, utamanya lebah madu yang bermanfaat banyak bagi kehidupan manusia. Rangkaian ayat-ayat ini berisi rentetan petunjuk tentang keajaiban ilmiah. Terlihat bahwa mukjizat Al-Qur'an masih terus dikisahkan, dan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu menyingkapnya. Banyak ayat-ayat lain semacam itu yang menunggu untuk disingkap rahasianya untuk kemudian dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

 

Maksud dari frasa “memberinya petunjuk” pada ayat ini adalah memberinya akal atau insting (naluri) dan kodrat alamiah untuk kelanjutan hi dupnya masing-masing. Lebah pada dasarnya telah menunjukkan diri bahwa mereka adalah umat-umat juga layaknya manusia.

 

Pada Surah an-Naĥl/16: 68 ter dapat kata auĥā yang kadang diterjemahkan menjadi “mengilhamkan” dan tidak jarang pula diartikan “mewahyukan”. Terjemah yang pertama terasa lebih tepat digunakan di sini, karena bila diterjemahkan menjadi “mewahyukan” maka kita perlu memberi penjelasan lebih lanjut. Yang demi kian itu karena makna harfiah dari kata wahyu itu sendiri bermacam-macam sesuai konteks kalimatnya. Ia bisa berarti ilham, petunjuk, pengajaran, isya rat, bahkan bisikan setan.

 

Pada ayat ini pula Allah menyebut kata buyūt, yang kadang diterjemahkan menjadi “sarang”. Terjemah yang demikian tampaknya masih perlu dipertimbangkan. Dalam Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, kata ini diterjemahkan menjadi “rumah”. Dalam bahasa Indonesia, sarang bila dikaitkan dengan binatang adalah tempat yang dibuat atau dipilih untuk tempat tinggal atau memelihara anak. Bila sekadar makna ini yang dimaksud maka terjemah pertama bisa dikatakan sudah tepat. Sebaliknya, apabila yang dimaksudkan lebih dari sekadar makna tersebut terjemah maka terjemah ke dua lebih tepat.

 

Kata rumah bila diasosiasikan dengan manusia adalah suatu tempat yang diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan peruntukannya; di sana ada kamar tamu, kamar tidur, kamar tidur anak, dapur, kamar mandi, dan seterusnya; serta dimaksudkan untuk dapat “menghasilkan” manusia yang berperilaku baik dan berguna bagi masyarakat, dengan adanya proses pendidikan dan pengajaran di dalam rumah tersebut. 

 

Apabila diperhatikan, sarang lebah memiliki fungi dan tujuan yang mirip dengan rumah manusia. Sarang lebah memiliki desain yang sangat maju. Ruangan-ruangan di sana diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengaturan suhu dengan optimal. Di dalamnya ada banyak ruangan dengan fungsi tertentu. Tiap ruangan memiliki bentuk heksagonal alis segi 6 yang merupakan satu-satunya struktur geometrik yang dapat memaksimumkan ruang. Sarang juga dibuat dari bahan-bahan pilihan, dikerjakan dengan kerja sama yang baik, serta menghasilkan sesuatu yang berguna, seperti madu, lilin, dan lainnya. Apabila demikian halnya maka kata buyūt pada ayat ini lebih tepat diterjemahkan menjadi “rumah” dari pada sarang.

 

Subjek lain yang perlu mendapat perhatian dari ayat di atas adalah penggalan terjemah yang berbunyi “di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”. Frasa “di tempat-tempat yang dibikin manusia” mungkin saja berarti suatu tempat yang khusus dibuat manusia untuk lebah bersarang. Dengan demikian, penggalan kalimat ini berkaitan dengan usaha manusia memelihara lebah. Bila benar demikian maka penggalan ayat itu menyebut dua tempat bagi lebah bersarang, satunya tempat alami (gunung dan pohon), dan satunya lagi non-alami, yakni yang disediakan manusia untuk memelihara lebah.

 

Pada ayat selanjutnya, ayat 69, Allah memberikan isyarat ilmiah lain nya. Di sana disebutkan, “lalu tem puhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)”. Penggalan ini memberikan informasi bahwa Tuhan mengilhamkan kepada lebah cara yang mudah dan efisien untuk menemukan dan memanfaatkan nektar dari ladang bunga yang baik. Bentuk ilhamnya adalah berkomunikasi dengan sesama lebah melalui gerakan-gerakan yang dapat dimengerti. Topik utamanya ada-lah informasi tentang letak dan poten-si ladang bunga yang disurvei. Sistem ini dikenal sebagai “tarian lebah”.

 

Madu diperoleh dari aktivitas lebah madu. Jenis lebah sangat banyak. Satu di antaranya yang paling dikenal dan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia adalah lebah madu. Demikian bermanfaatnya sampai Allah mengabadikan lebah dan madu yang dihasilkannya dalam firman-Nya dalam Surah An-Nahl/16 ayat 68-69.

 

Madu dikenal sebagai bahan alami yang sangat aman digunakan sebagai suplemen. Unsur-unsur yang dikandungnya dipercaya dapat menyehatkan para penikmatnya. Madu murni yang tidak tercemar adalah material yang sehat, mudah dicerna, dan makanan alami yang penuh energi. Ia mengandung karbohidrat, protein, lemak, enzim, dan beberapa vitamin.

Satu sendok teh madu dapat memberikan 60 kalori dan mengandung 11 gram karbohidrat, 1 miligram kalsium, 0,2 miligram besi, 0,1 miligram vitamin B, dan 1 miligram vitamin C. Penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini makin membuktikan apa yang berabad abad lalu telah diindikasikan oleh Al-Qur'an mengenai madu.

 

Berikut ini fakta-fakta ilmiah tentang madu:

 

1. Madu memiliki kandungan antijamur dan antibakteri. Madu yang tidak diencerkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, seperti Staphylococcus aureas, dan jamur, seperti Candida albicans, yang hidup di usus. Pada keenceran 30–50%, madu diketahui lebih manjur daripada antibiotik konvensional dalam upaya menyembuhkan infeksi saluran kencing. Pun demikian, belum diketahui dengan jelas bagaimana cara kerja madu sebagai antibakteri. Mungkin efek madu yang lebih bersifat asam menghalangi proses osmosis dari bakteri.

 

2. Madu berpotensi sebagai antidiare. Pada konsentrasi 40% madu mempunyai efek mematikan bagi banyak bakteri penyebab diare dan desentri, seperti Salmonella, Shigella, E. Coli, dan Vibrio Cholera. Madu juga meningkatkan daya tahan tubuh dengan cepat, misalnya mempercepat proses penyembuhan pada anak kecil dan bayi yang terserang diare. 

 

3. Madu berpotensi sebagai obat luka dan luka bakar. Madu mempunyai kemampuan untuk menyerap air dari daerah sekitar luka bakar, dan mempercepat kesembuhan. Madu juga diguna kan untuk menghilangkan bau tidak sedap dari luka yang diakibatkan lepra. 

 

4. Madu berpotensi sebagai obat batuk. Madu berfungsi sebagai pengencer dahak di tenggorokan dan meningkatkan fungsi dinding saluran pernapasan.

referensi ke-2

Referensi
Tim Penyusun, Hewan dan Minuman Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2012), 238-241.

Referensi Lengkap
Tim Penyusun, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kemenag RI, 2010), 150-154.

Referensi Lengkap