Profil Ayat
| Nama Surat : Saba' |
| Nomor Ayat : 14 |
| Nomor Surat : 34 |
| Tema : |
| Biologi Hewan |
| Jumlah Pengunjung : 97 |
Detail Ayat
| Ayat |
| ﴿ فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلٰى مَوْتِهٖٓ اِلَّا دَاۤبَّةُ الْاَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَاَتَهٗ ۚفَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ اَنْ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوْا فِى الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۗ ١٤ ﴾ |
| Terjemahan Kemenag 2019 |
Maka, ketika telah Kami tetapkan kematian (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Ketika dia telah tersungkur, jin menyadari bahwa sekiranya mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak berada dalam siksa yang menghinakan. |
| Tafsir Sains |
|
Hewan bumi yang disebutkan dalam Al-Qur'an ini adalah salah satu serangga yang memakan kayu, menggali di dalamnya untuk berlindung sekaligus mencari makan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan "penggerek kayu" atau pemakan bangkai. Serangga ini mencakup cacing tanah, ngengat, tawon kayu, larva ngengat kambing, serta berbagai jenis kumbang seperti kumbang bertanduk panjang, kumbang kesturi mengkilat, kumbang penebang kayu, kumbang furnitur, kumbang tiang telegraf, kumbang kulit kayu, dan lain-lain. Di antara serangga ini juga ada tungau pohon, seperti tungau pohon Pinus, serta yang biasa disebut sebagai semut kayu atau rayap. Al-Qur'an dengan cermat menyebut semuanya sebagai "binatang di bumi."
Serangga-serangga ini kebanyakan hidup di bawah permukaan tanah, di dalam batang pohon, atau bahkan di dalam furnitur dan bangunan kayu, tersembunyi dari cahaya matahari karena tidak tahan terkena sinar matahari dalam waktu lama. Sebelum mereka menginvasi kayu, biasanya mereka membuat terowongan tanah liat panjang yang digunakan sebagai jalur gerak mereka.
Penggerek kayu terdiri dari banyak spesies yang ditempatkan dalam berbagai kelompok taksonomi, tetapi semuanya memiliki karakteristik yang sama: mereka hidup di kayu untuk mencari makan dan berlindung. Misalnya, rayap (semut kayu) bukanlah semut meskipun mereka hidup dalam koloni yang mirip dengan koloni semut. Koloni ini terdiri dari raja dan ratu, pekerja, tentara, serta keturunan lainnya. Rayap tersebar di berbagai belahan bumi, terutama di daerah khatulistiwa dan tropis, dengan jumlah spesies mencapai sekitar tiga ribu.
Serangga ini memiliki sejumlah parasit dalam sistem pencernaannya, termasuk bakteri dan protozoa, yang membantu mereka mencerna kayu dan mengubah selulosa serta lignin menjadi bahan yang dapat dicerna. Salah satu hikmah besar Allah adalah menurunkan nabi terakhir, Rasulullah Muhammad SAW, di tanah gurun yang jarang memiliki tanaman, kecuali di oasis yang terbatas. Oleh karena itu, ayat-ayat yang membahas tanaman dalam Al-Qur'an dan hadis menjadi bukti mukjizat yang menegaskan kebenaran nubuatnya.
Salah satu ayat ini adalah tentang binatang bumi yang memakan tongkat Nabi Sulaiman (AS), yang terbuat dari kayu. Tongkat ini disebut "Mansaat," yang berasal dari kata yang berarti ditegur atau diusir, serta digunakan untuk menggiring dan menahan domba. Pada masa itu, belum ada yang mengetahui bahan pembuatan tongkat selain kayu.
Meski orang mungkin telah mengetahui bahwa serangga menggerogoti kayu, terutama di negara-negara dengan hutan lebat, kenyataan bahwa serangga ini hidup dari selulosa dan lignin kayu dengan bantuan enzim dan ragi khusus baru diketahui setelah kemajuan ilmu entomologi. Jumlah spesies yang dikenal kini mencapai sekitar satu juta.
Referensi dalam Al-Qur'an mengenai "binatang di bumi yang memakan tongkat Sulaiman" adalah bukti ilmiah pertama dalam sejarah manusia yang menyatakan bahwa ada serangga yang hidup dengan memakan kayu. Ini adalah salah satu bukti ilmiah Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa kitab ini bukanlah ciptaan manusia, melainkan firman Allah Sang Pencipta.
Serangga penggerek kayu, termasuk rayap, dianggap sebagai hama paling berbahaya karena dapat merusak bahan selulosa dan lignin kayu yang terdapat dalam batang dan akar pohon, bangunan, furnitur, tiang telepon, kain pelapis, dan bahkan produk kertas. Mereka juga menggerogoti biji-bijian, buah-buahan, dan tanaman hidup. Meski merugikan, serangga ini memiliki peran penting dalam proses dekomposisi, yang mengubah tumpukan sampah menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanah, memperbaiki sifat kimia dan mekanisnya, serta memperkaya kandungan organiknya.
Kata "hewan" dalam konteks Al-Qur'an mengacu pada semua makhluk yang bergerak, baik jantan maupun betina. Munculnya kata kerja "makan" dalam bentuk feminin menandakan bahwa yang pertama kali menggerogoti tongkat Sulaiman adalah serangga betina. Ini merupakan salah satu tanda ilmiah dalam Al-Qur'an yang tidak mungkin diketahui manusia pada zaman itu.
Semua ini membuktikan bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, yang Maha Mengetahui. |
| Referensi |
|
Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm,
(Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007), 93-98.
Referensi Lengkap |
Daftar Pustaka :
IEEE :
[1] Zaghlūl al-Najjār, Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007, hlm. 93-98. Diakses pada 26 Oktober 2025 melalui website tafsil.id.
Chicago :
Zaghlūl al-Najjār. Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm. Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah, 2007, 93-98. Diakses pada 26 Oktober 2025 melalui website tafsil.id.
APA :
Zaghlūl al-Najjār. (2007). Tafsīr al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm (hlm. 93-98). Kairo: Maktabatu al-Syurūq al-Dauliyyah. Diakses pada 26 Oktober 2025 melalui website tafsil.id.